Brigata Curva Sud atau lebih dikenal dengan sebutan
BCS
adalah salah satu komunitas pendukung / supporter kesebelasan sepak bola
PSS Sleman. Brigata Curva Sud bermarkas di tribun selatan Stadion
Maguwoharjo yang juga dipakai sebagai nama komunitas tersebut "Curva
Sud". Brigata Curva Sud berbeda dengan suporter sepakbola Indonesia
pada umumnya, mereka memiliki cara unik tersendiri untuk mendukung tim
kesayangannya PSS Sleman. Salah satunya, melak
ukan koreografi disaat
pertandingan berlangsung seperti ultras-ultras di Italia
pada umumnya. Brigata Curva Sud mewajibkan anggotanya untuk bersepatu
dan berpakaian rapi disaat mendukung tim kebanggaan mereka PSS Sleman.
Saat mendukung PSS Sleman, mereka bernyanyi tanpa henti selama 2x45
menit dan uniknya mereka tidak pernah menyanyikan chant yang berbau
rasis seperti kebanyakan suporter sepakbola di Indonesia. Chant mereka
pun berbeda dengan suporter Indonesia kebanyakan, Brigata Curva Sud
menyanyikan lagu yang masih asing bagi telinga awam penikmat sepakbola
Indonesia karena liriknya pun yang terkadang menggunakan bahasa Inggris
atau bahasa Italia.
Selain anggota Brigata Curva Sud yang mayoritas adalah kaum laki-laki,
terdapat pula pendukung perempuan yang tergabung dalam subgrup dengan
sebutan
Ladies Curva Sud atau disingkat
LCS. Mereka
memiliki latar belakang yang berbeda-beda mulai dari pelajar, mahasiswi,
wanita karir, hingga ibu rumah tangga sekalipun.
Loyalitas
Loyalitas Brigata Curva Sud terhadap tim kesayangannya terbukti
dengan mewajibkan anggota komunitasnya membeli tiket untuk menonton
pertandingan PSS Sleman.
Sehingga tercipta istilah "No Ticket, No Game", hal tersebut
mengakibatkan peningkatan pendapatan PSS Sleman yang sangat besar pada
laga kandang mereka.
Kesetian para anggota Brigata Curva Sud yang selalu memegang teguh
prinsip "Ora Muntir" yang berarti tidak takut apapun, selalu
diaplikasikan dalam kehidupan seorang Ultras, misalnya:
- Mereka membeli tiket masuk stadion. Brigata Curva Sud turut
serta sebagai pelopor dalam mengkampanyekan kebiasaan membeli tiket
untuk pertandingan PSS Sleman. Sehingga seluruh pendukung PSS Sleman
(Sleman Fans) baik Brigata Curva Sud, Slemania, dan penonton umum selalu
memegang prinsip "No Ticket No Game". Bahkan BCS rela menyisihkan dana
tambahan selain tiket untuk keperluan Dana Kreativitas.
- Bernyanyi selama pertandingan berlangsung (2x45 Menit) tanpa henti.
Terkadang suporter lain hanya bisa mencaci ketika klubnya ketinggalan
ataupun kalah, tetapi tidak begitu dengan Brigata Curva Sud yang selalu
berteriak lantang ketika klubnya kalah karena disaat seperti itu pemain
lebih membutuhkan dukungan, bukan cacian. Mereka terus bernyanyi walau
pertandingan berakhir dengan kekalahan.
- Melakukan Koreografi. Ada yang berbeda di tribun yang di
tempati Brigata Curva Sud ketika setiap menjelang dimulainya
pertandingan babak kedua atau babak pertama. Setiap orang membawa satu kertas bewarna yang
tidak semuanya sama. Ketika peluit ditiup, mereka mulai
bernyanyi dan mengangkat kertas yang mereka bawa. Setelah diangkat
ternyata membentuk suatu koreografi yang bisa dikatakan bagus. Ya inilah
salah satu gebrakan baru yang dilakukan oleh Brigata Curva Sud ketika
mendukung klub kebanggaannya, yaitu dengan melakukan koreografi
menggunakan kertas. Koreografi yang mereka lakukan tidak hanya mampu
melecut semangat pemain yang sedang bermain, tetapi juga mampu menghibur
penonton lain yang ada di dalam stadion.
- Mampu Membantu Keuangan Klub. Seperti suporter-suporter di
luar negeri yang mampu menghidupi klub kebanggaannya, Brigata Curva Sud
berusaha untuk mampu memberikan dukungan tehadap klub kebanggaannya
dengan membantu keuangan klubnya. Saat ini banyak klub-klub di Indonesia
yang tidak mampu membayar pemainnya yang sudah dikontrak. Seperti
halnya kasus pemain yang sakit dan tidak bisa membayar biaya
pengobatannya karena tunggakan gaji yang belum terbayarkan hingga
akhirnya meninggal dunia. Hal seperti ini yang dihindari oleh Suporter
PSS Sleman (Sleman Fans). Ketika suporter lain berusaha masuk ke dalam
stadion dengan gratis, tidak begitu dengan mereka. Mereka membeli tiket
karena itulah salah satu pemasukan terbesar dari klub kebanggaannya.
Dengan membeli tiket maka mereka berpartisipasi dalam menghidupi klub
kebanggaan warga Sleman.
Brigata Curva Sud menunjukkan konstribusi kepada tim kebanggaannya
PSS Sleman
dengan memiliki beberapa usaha yang beberapa persen royaltinya akan
digunakan sebagai dana sponsor untuk tim kesebelasan PSS Sleman.
Beberapa usaha Brigata Curva Sud diantaranya adalah Curva Sud Shop dan
Curva Sud Market.
Berikut ini foto-foto BCS :
|
Koreo 1976 |
Koreo 2013
|
Koreo Sleman |
|
Koreo D.I.Y |
Koreo Megaphone
Koreo 37 (HUT PSS Sleman)
|
Koreo 98 (HUT Sleman) |
|
Koreo 38 (HUT PSS Sleman) |
|
Koreo =>68<= (HUT Indonesia) |
Koreo Thanks PSS
|
Koreo Jayalah PSS *trofi* |
|
Koreo PSS |
|
Koreo ALE |
Koreo Dislike to Pers*s
|
Pyroshow |
|
No Pyro No Party |
|
Bernyanyi tanpa henti selama pertandingan |
|
Giant Flag |
|
Pyroshow |
|
La Bandiera |
|
Hand Banner
Atmosfir la Brigata Curva Sud
Papper Rain
Hand Banner
|
Capotifo
Source : wikipedia & bcspss.com
Cerita Singkat Brigata Curva Sud 1976 ~ Jfr-Shdq !! >>>>> Download Now
BalasHapus>>>>> Download Full
Cerita Singkat Brigata Curva Sud 1976 ~ Jfr-Shdq !! >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Cerita Singkat Brigata Curva Sud 1976 ~ Jfr-Shdq !! >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK